Kamis, 10 November 2011

BISNIS BEBEK PETELUR


Bisnis bebek petelur ,dalam sehari, jumlah telur yang terkumpul mencapai 660 butir atau setara Rp 726.000. Dari jumlah itu, Musiran harus menyisihkan sekitar Rp 500.000 untuk biaya pakan. Jadi, keuntungan bersih dari telur itik mencapai Rp 226.000 per hari. Untuk pakan, Musiran menghabiskan 190 kilogram konsentrat yang dicampur katul dan nasi aking.
.Para peternak menerapkan sistem ronda bergiliran. Ronda terbukti efektif menjaga keamanan. "Selama ini belum ada kasus pencurian karena ronda rutin tiap malam," ujar Suhardi.
Awalnya budidaya itik hanya digeluti 1-2 orang. Setelah usaha terbukti mendatangkan hasil, warga lain tertarik. Mereka mengembangkan usaha tersebut secara serius. Tak hanya sebagai usaha sampingan, bisnis bebek petelur  sudah menjadi sumber penghasilan pokok warga. "Baru sekitar setengah tahun ini saya mengembangkan itik dan ternyata hasilnya lumayan," kata Suparno, yang memiliki 450 ekor itik.
Suparno adalah pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bantul. Ia mengaku hasil beternak itik melebihi penghasilan sebagai PNS. Telur dan bibit itik produksi Dusun Bogoran biasanya diambil para pedagang dari luar kota seperti Purworejo dan Kutoarjo, Jawa Tengah. Mereka tak pernah khawatir dengan permintaan pasar karena selama ini produksi mereka selalu terserap. Untuk itik yang dewasa atau sudah memasuki usia nonproduktif, peternak juga tak khawatir karena sejumlah pedagang bebek goreng menantinya.
Sekarang peternak justru khawatir ketika isu flu burung mencuat. Isu itu membuat permintaan telur dan daging drop. "Kami berharap flu burung sudah mereda karena kami juga sudah aktif memberi vaksinasi," katanya.
Berdasarkan data Dinas Peternakan Kelautan dan Perikanan Bantul, pencapaian kegiatan vaksinasi unggas di Bantul tahun ini baru mencapai 52 persen. Dari total populasi unggas 580.000 ekor, baru 304.000 ekor yang divaksinasi. Kenyataan ini seharusnya menjadi perhatian banyak pihak. Jangan sampai flu burung mewabah lagi....
Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar (Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang dipelihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik).
Secara internasional bisnis bebek petelur  terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan subtropis). Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta Lombok.
Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan antara lain.
  1. Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA;
  2. Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga;
  3. Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood.
Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor.
MANFAAT BUDIDAYA ITIK
  1. Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri.
  2. Untuk mendapatkan telur itik konsumsi, daging, dan juga pembibitan ternak itik.
  3. Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija.
  4. Sebagai pengisi kegiatan dimasa pensiun.
  5. Untuk mencerdaskan bangsa melalui penyediaan gizi masyarakat.